dengan semangat, ketaatan,keuletan, pengorbanan, konsolidasi penuh dari
kepemimpinan dan keprajuritan, dan penuh dengan strategi-strategi yang
efektif. Yaitu strategi dalam mengatur taktik defensif dan ofensif,
peta wilayah, politik, ekonomi, psikologi, dan militer serta visi dan
misi yang diemban Rasulullah dalam setiap peperangan.
Hampir semua peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah sebagian besar
adalah dalam bentuk penyerangan, kecuali perang Khandaq, karena kaidah
dalam peperangan menyatakan bahwa strategi penyerangan lebih mempunyai
potensi besar untuk memenangkan pertarungan. Misalnya pada perang Badar,
Rasulullah mengatur beberapa strategi dalam menghadapi peperangan tersebut.
Pertama, persiapan. Setahun sebelum perang Badar terjadi, Rasulullah saw
membentuk satuan pasukan khusus untuk melakukan ekspedisi militer.
Pasukan ekspedisi ini berfungsi sebagai upaya pemetaan medan, penguasaan
lapangan, pengintaian, dan berbagai aktivitas inteligen militer lainnya.
Selain itu, Rasulullah juga melakukan mobilisasi masif, membagi komando,
membentuk majelis permusyawaratan militer, membuat prediksi perhitungan
kekuatan musuh, memberikan semangat kepada pasukan, dan menentukan posisi
yang strategis.
Kedua, saat peperangan. Ketika Rasulullah dan pasukannya sudah sampai di
medan peperangan, Rasulullah tidak melepaskan kontrol terhadap pasukannya.
Beliau melakukan inspeksi pasukannya dan memberikan pengarahan strategi
yang mesti diterapkan guna memenangkan peperangan; dengan membagi tiga
komposisi, yaitu pasukan tombak sebagai pasukan lapisan pertama, pasukan
pemanah sebagai pasukan lapisan kedua, dan pasukan pedang sebagai pasukan
lapisan ketiga.
Ketika perang telah berkecamuk, awalnya pasukan muslim terdesak, karena
jumlah pasukan yang lebih sedikit dibandingkan pasukan musuh. Namun di
tengah berlangsungnya pertempuran, kondisi berubah.Pasukan musuh mulai
terlihat melemah semangat dan kekuatannya. Kondisi ini dimanfaatkan
Rasulullah untuk menerapkan strategi serangan balik. Akhirnya, pasukan musuh
tercerai-berai dan berjatuhan banyak korban di pihak mereka.
Pasukan muslim memeroleh kemenangan spektakuler
pada perang Badar Kubra ini.
Setelah peperangan berakhir. Rasulullah tidak lantas berleha-leha dan berpesta
fora merayakan kemenangan. Namun, Rasulullah terus membuat kesinambungan
strateginya yang lain pascaperang. Yaitu di antaranya, memberdayakan para tawanan,
menetapkan sistem perundang-undangan Daulah Islamiyah, menerapkan sistem
perekonomian negara, dan mengokohkan kekuatan militer.Semuanya bertujuan untuk
menjaga stabilitas kaum muslimin, baik secara politik, ekonomi, maupun sosial
berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah SWT.
Selain perang Badar, Rasulullah dan kaum muslimin banyak mengalami peperangan,
bahkan sampai ke penjuru luar Jazirah Arab. Setiap peperangan, dengan kondisi
yang berbeda, strategi yang diterapkan pun bervariasi. Dan, semuanya memperoleh
kemenangan yang gemilang sehingga kaum muslimin menjadi kekuatan besar di Dunia.
Kemudian, apa sajakah strategi Rasulullah dan pasukan muslimin dalam menghadapi
peperangan berikutnya? Selain di medan pertempuran, apa saja yang diterapkan
Rasulullah untuk membina umatnya agar memiliki kekuatan politik dan militer? Dan,
apa saja yang menjadi aspek-aspek kemenangan Rasulullah?
Dalam buku "Strategi Perang Rasulullah" yang ditulis oleh Muhammad Abu Ayyasy
ini akan memberikan
jawabannya secara gamblang. Anda akan menemukan rangkaian sirah Rasulullah dan
para sahabatnya yang
menakjubkan dalam dunia politik dan militer.
Melalui buku yang diterbitkan QultumMedia ini, Anda akan menyaksikan perjalanan
politik Rasulullah
dan para sahabatnya yang ksatria. Selain itu, Anda akan mengetahui jawabannya,
mengapa Islam
menjadi jaya dan memiliki harga diri tinggi di depan musuh-musuhnya.
========================================
Judul : Strategi Perang Rasulullah
Penulis : Muhammad Abu Ayyasy
Ukuran : 18 x 24 cm
Tebal : x + 194 hlm.
Penerbit : QultumMedia ( http://www.qultummedia.com )
ISBN : 979-017-067-x
Harga : Rp 49.000,-
Banyak tuduhan yang menyatakan bahwa Rasulullah adalah seorang pembunuh
sekaligus penjahat perang.
Beliau membangun ajaran Islam dengan pedang dan kekerasan. Tujuan perang yang
digencarkan adalah
demi harta dan kekuasaan. Kemenangannya dalam berperang bukan karena keimanan,
kecerdasan, dan
kegagahannya melainkan karena kelicikannya. Benarkah demikian?
Buku ini memberi jawaban dan penjelasan dengan berdasarkan fakta sejarah, data
yang akurat, dan
dalil yang menguatkan. Mengupas strategi perang Rasulullah yang tak terkalahkan
dan implementasinya
pada dunia dakwah sekarang. Membaca buku ini seolah kita menyaksikan langsung
kepiawaian Rasulullah
dan pasukannya dalam menaklukkan musuh-musuhnya.
--------------------------------------------------------------------------------
"Ada dua hal yang sangat menonjol dalam strategi perang Rasulullah. Pertama,
hampir semua strategi
peperangan yang dilakukan Rasulullah bersifat lebih dahulu menyerang, kecuali
pada Perang Khandaq.
Kedua, sistem intelijen dan jaringan keamanan yang sangat unggul, yaitu dengan
membentuk pasukan
ekspedisi dalam rangka pemetaan medan, penguasaan lapangan, dan pengintaian.
Oleh karena itu,
strategi perang Rasulullah sangat potensial memenangkan peperangan. Buku ini
sangat bagus untuk
membuka cakrawala kita. Selamat membaca."
(Suripto, S.H.. Wakil Ketua Komisi III DPR RI)
"Perang merupakan tahap akhir dari perjuangan dakwah Rasulullah. Ia juga
merupakan pengorbanan
tertinggi bagi umat Islam. Buku karya Muhammad Abu Ayyasy sangat bagus. Buku
ini juga bisa menjadi
referensi bagi para aktivis pergerakan dakwah."
(Ustadz Ahmad Adnan, Lc., M.A..Tokoh Masyarakat)
Sumber : www.qultummedia.com
0 komentar:
Posting Komentar